Langsung ke konten utama

Postingan

Implementasi Internet sebagai Sarana Literasi dan Peningkatan Kompetensi Bahasa Inggris

  Era globalisasi diawali dengan berkembangnya teknologi “Internet” yang hampir tidak terkendali karena sebagian besar masyarakat telah mengenal adanya internet. Semua golongan dan generasi tidak bisa dijauhkan dengan internet terutama generasi muda atau yang sering disebut dengan Generasi Z. Dilansir dari databoks,   Internet Indonesia berada di urutan ke 15 di ASIA pada Maret 2021 sebesar 76,8% dari total populasi. Menurut data internetworldstats penggunaan internet di tanah air mencapai 212,35 juta dengan estimensi total populasi sebanyak 276,13 juta jiwa. Apa sih internet itu? Menurut Sekawan Media, Internet merupakan suatu jaringan komunikasi yang memiliki fungsi untuk menghubungkan antara satu media dengan media elektronik lainnya, dengan cepat dan tepat. Jaringan komunikasi tersebut akan menyampaikan beberapa informasi yang dikirim melalui transmisi sinyal dengan frekuensi yang telah disesuaikan. Standar global dalam penggunaan jaringan internet sendiri menggunakan TCP / IP (
Postingan terbaru

Perjuangan Mang Yayat : Si “Tahu Baca”

            Tingkat kegemaran membaca di Indonesia masih tergolong rendah. Survei Central Connecticut State University memosisikan Indonesia di urutan 60 dari 61 negara yang disurvei, hanya setingkat di atas Botswana. Kajian ini mengurutkan tingkat literasi negara-negara yang disurvei dengan menggunakan beberapa variabel, seperti hasil PISA, jumlah perpustakaan, sirkulasi surat kabar, sistem pendidikan, dan ketersediaan komputer ( Indeks Aktivitas Literasi Membaca, Puslitjakdikbud, 2019 ) . Pada hakikatnya, tidak ada syarat khusus untuk menjadi seorang penggiat literasi. Siapa pun dengan latar belakang apa pun bisa melakukannya. Hal ini dibuktikan oleh Bapak Rudiat atau yang akrab dipanggil Mang Yayat, si penjual tahu keliling warga Kampung Pasirhuni, Kabupaten Bandung. Istimewanya, ia berjualan tahu dengan membawa sebuah kotak berisi buku-buku yang ia pinjamkan gratis pada masyarakat. Sepeda motor yang digunakan Mang Yayat untuk berjualan tahu sekaligus menebar ‘virus’ membaca ke

Perasaan Di Banjaran

  Bagiku Banjaran bukan cuma urusan wilayah belaka, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan yang bersamaku ketika sunyi, Mungkin saja ada tempat lainnya, ketika ku berada disana, akan tetapi perasaanku ada di Banjaran. Oleh : Muhammad Dafi S.

Ketua dan Pemimpin Redaksi Pers Sekolah Dari Angkatan Perintis Hingga Sekarang

  Pembina : Ismail Kusmayadi, S.Pd. 1.       Angkatan Perintis (2006-2007) : Cindy Ribka Giovana 2.       Angkatan I  (2007 – 2008)             1.       Ketua Umum        : Indra Nuryana             2.       Pemred                  : Risya Khoerunnisa 3.       Angkatan II (2008 – 2009)                1.       Ketua Umum          : Ana Marliana                2.       Pemred                    : Lailia Suci Ramadania 4.       Angkatan III (2009 – 2010)                1. Ketua Umum            : Winwin Winangsih                2. Pemred                      : Novi Adriyanti 5.       Angkatan IV (2010 – 2011)                1.       Ketua Umum          : Devi Nurdianti S.                2.       Pemred                    : Nita Fitriani 6.       Angkatan V    (2011 – 2012)                1.       Ketua Umum        : Novi Nurhadianti                2.       Pemred                   : Lusi Septianti 7.       Angkatan VI    (2012 – 2013)                1.          Ketua Umum        : Nuke Wid

Berbagi Di Tengah Pandemi

Berbagi tidak selalu berkaitan dengan uang, namun berbagi juga bisa dengan mengajarkan ilmu yang bermanfaat. Oleh : Ismail Fauzi

Filosofi Panjat Pinang

  Anak-anak ini sedang belajar bahwa untuk meraih kesuksesan harus dilalui dengan kerjasama dan kerja keras, bukan dengan cara licik dan picik. "Dirgahayu Indonesia!" Oleh : Bapak Ismail Kusmayadi

Profil Pers Sekolah

Berawal dari obrolan sederhana antara Bapak Ismail Kusmayadi, S.Pd., Bapak Asep Miftahudin, S.Pd. dan siswa kelas XI bahasa saat itu, terbentuklah sebuah komunitas untuk mengagas terbitnya sebuah buletin sekolah. Susunan redaksi terbentuk pada 10 Oktober 2006, dan mengambil nama  Selasar  untuk buletin ini. Edisi perdana  Selasar  terbit tanggal 5 November 2006 saat Acara reuni Akbar Alumni SMA 1 Banjaran.  Selasar  berarti serambi, teras, atau beranda tempat orang duduk santai sambil berbincang-bincang atau berdiskusi mengenai berbagai hal. Serambi merupakan bagian rumah yang berada di luar yang lebih terbuka bagi siapa saja untuk melakukan apa saja. Merujuk pada makna itu, buletin  Selasar  adalah buletin sekolah yang dapat diisi dan dinikmati oleh seluruh siswa dan guru SMA 1 Banjaran. Buletin ini diharapkan menjadi media bagi siswa untuk saling berkomunikasi secara tertulis. Untuk lebih mengukuhkan eksistensi buletin  Selasar  dan memperluas kegiatan di bidang jurnalistik dan tulis