Tingkat kegemaran membaca di Indonesia masih tergolong rendah. Survei Central Connecticut State University memosisikan Indonesia di urutan 60 dari 61 negara yang disurvei, hanya setingkat di atas Botswana. Kajian ini mengurutkan tingkat literasi negara-negara yang disurvei dengan menggunakan beberapa variabel, seperti hasil PISA, jumlah perpustakaan, sirkulasi surat kabar, sistem pendidikan, dan ketersediaan komputer ( Indeks Aktivitas Literasi Membaca, Puslitjakdikbud, 2019 ) . Pada hakikatnya, tidak ada syarat khusus untuk menjadi seorang penggiat literasi. Siapa pun dengan latar belakang apa pun bisa melakukannya. Hal ini dibuktikan oleh Bapak Rudiat atau yang akrab dipanggil Mang Yayat, si penjual tahu keliling warga Kampung Pasirhuni, Kabupaten Bandung. Istimewanya, ia berjualan tahu dengan membawa sebuah kotak berisi buku-buku yang ia pinjamkan gratis pada masyarakat. Sepeda motor yang digunakan Mang Yayat untuk berjualan tahu sekaligus menebar ‘virus’ membaca ke
Pers Sekolah adalah sebuah ekstrakurikuler di SMAN 1 Banjaran yang berbasis jurnalistik dan memiliki beberapa divisi dibidang sastra dan multimedia.
Komentar
Posting Komentar